watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PELAYAN TOKO

Masa-masa lulus SMU adalah yang paling
menjengkelkan, tidak diterima di perguruan
tinggi negeri, kuliah di swasta mahal, mau kerja
sulit sekali, teman-teman pada hilang, ada yang
kuliah, kerja bahkan kawin. Beruntung sekali
hanya 3 bulan aku menganggur, aku disuruh
untuk menjaga toko milik Tante Ima, di bilangan
Pasar *** (edited), Semarang.
Karena toko milik Tante Ima menjual sembako,
maka pembelinya pun kebanyakan ibu-ibu
ataupun perempuan. Saya yang bertugas untuk
mengambilkan barang-barang seperti beras,
gula ya hanya bersikap cuek saja terhadap
banyaknya pembeli itu.
Sebut Bu Lina pemilik toko di sebelah tokonya
Tanteku, sering datang sore hari setiap toko akan
ditutup. Dia biasanya saling omong-omong,
bersenda gurau dengan Tanteku, dan apabila
telah begini tentu lama sekali selesainya. Dan
seperti biasanya, aku pulang duluan ke rumah
karena Tanteku biasanya dijemput oleh
suaminya atau anaknya.
Tapi suatu saat, ketika mau pulang aku teringat
bahwa harus mengantarkan Indomie ke
pelanggan, aku cepat-cepat balik ke toko. Dan
memang toko sudah sepi, pintu pun hanya
ditutup tanpa dikunci. Aku pun langsung masuk
menuju tempat penyimpanan Indomie. Ternyata
aku menyaksikan peristiwa yang tidak kuduga
sama sekali, kulihat Tanteku dengan posisi
tetelentang di antara tumpukan karung beras
sedang dioral kemaluannya oleh Bu Lina.
Tanteku sangat menikmati dengan rintihannya
yang ditahan-tahan dan tangannya memegang
kepala Bu Lina untuk dirapatkan ke
selangkangannya.
Karena terkejut atas kedatanganku, maka
keduanya pun berhenti dengan memperlihatkan
wajah sedikit malu-malu. Tapi tidak sampai lima
detik, mereka pun tersenyum dengan penuh arti.
Kamu belum pulang to Her (Hery namaku),
kebetulan lho kita bisa rame-rame, ya kan Bu
Lina..? ucap Tanteku sambil menarik tangan Bu
Lina ke arah kedua dadanya yang terbuka.
Ayo sini Her.., jangan malu, ughh, ahh..! desah
Tanteku lagi, kali ini tangannya melambai ke
arahku.
Dan aku pun sempat bingung tidak tahu harus
berbuat apa, tapi karena kedua wanita dalam
keadaan tanpa pakaian seperti itu memanggilku,
nafsu kelelakianku bangkit walaupun aku belum
pernah merasakan sebelumnya. Perlahan aku
mendekati keduanya sambil melihat mereka
berdua. Seperti seorang raja aku pun disambut,
mereka yang tadinya telentang dan menindih kini
mereka bangkit dan duduk sambil menata
rambutnya masing-masing.
Hanya lima langkah aku pun sampai di
hadapanya, dan dengan lihai mereka berdua
langsung meremas selangkanganku.
Her, ini pernah masuk ke sarangnya belum..?
tanya Tanteku manja.
Be.., belum Tante..! jawabku polos sambil
menahan rasa geli yang begitu nikmat.
Wah.., hebat dong belum pernah. Pertama kali
langsung dapat dua lubang..! canda Bu Lina,
sementara tangannya menarik lepas celanaku
hingga aku benar-benar telanjang di hadapan
mereka.
Dan sesaat kemudian aku merasakan kehangatan
pada batang kemaluanku. Terdengar srup, srup
ahh. Tanteku dan Bu Lina seakan ingin berebut
untuk menikmati batang kemaluanku yang
berukuran normal-normal saja.
Ayo Bu.., hisap yang lebih kenceng biar keluar
isinya..!
Iya Bu.., ini kontol kok enak banget sih..?
Cupp.., crupp..! kata mereka berdua saling
menyahut.
Aku hanya pasrah menikmati perlakuannya dan
sesekali kuusap pipi-pipi kedua Tante-Tante itu
dengan nafsu juga.
Tidak sampai 10 menit, aku merasakan sesuatu
kenikmatan luar biasa yang biasanya terjadi
dalam mimipi, badanku menegang, mataku
terpejam untuk merasakan sesuatu yang keluar
dari kemaluanku. Tumpahan maniku
memuncrat mengenai wajah Bu Lina dan
Tanteku, dan dengan serta merta Tanteku
mengalihkan lumatan dari punyaku ke wajah Bu
Lina. Dengan buas sekali mereka saling
berciuman bibir, berebutan untuk menelan air
kenikmatan punyaku. Aku pun berjongkok dan
membuka paha Tanteku, Tanteku hanya
menurut.
Mau apa kau Sayang..? desah Tanteku.
Aku hanya diam saja dan mengarahkan wajahku
ke arah selangkangannya yang berbau anyir dan
tampak mengkilap karena sudah basah. Aku
mencoba untuk melakukan seperti di film-film.
Kumasukkan lidahku ke dalam rongga-rongga
vaginanya serta menyedot-nyedot klitorisnya
yang kaku itu. Kurasakan ketika aku menyedot
benda kecil Tanteku, Tanteku selalu
menggelinjang dan mengangkat pantatnya,
sehingga kadang hidungku ikut mencium benda
kecil itu.
Her.., kamu kok pinter banget sih, terus, terus
uggh.. ughh.. ahh, ehh, aahh..! ceracau Tanteku.
Terus Her, terus..! Beri Tantemu surga
kenikmatan, ayo Her..! ucap Bu Lina yang
memilin dan mengemut puting susu Tante Ima.
Terus Bu..! Her.., aku mau muncrat! Ayo Her..,
sedot yang keras lagi..! pinta Tante Ima.
Aku pun semakin liar memainkan vaginanya,
dan dengan teriakan Tante Ima, Aghh.., ughh..!
lidahku merasakan ada cairan kental keluar dari
vagina Tante Ima. Aku cepat-cepat
menangkapnya dan sedikit ragu untuk
menelannya.
Her, sudah Her.., Tante sudah puas nih..! Kamu
gantian dengan Bu Lina ya..! ucapnya sambil
tangannya mengusap cairannya yang keluar dari
liang senggamanya.
Aku pun tidak sadar bahwa batang kemaluanku
sudah bangun lagi, tegak dengan sempurna
walaupun sedikit terasa ngilu.
Bentar Her.., kamu disini dulu ya..! pinta Bu Lina
sambil keluar ke tempat tumpukan koran dan
mengambil beberapa lembar.
Kemudian Bu Lina masuk ke gudang lagi dengan
menggelar koran yang dibawanya. Setelah kira-
kira cukup, Bu Lina menelentangkan tubuhnya
dan memanggilku, Ayo sekarang giliran saya
dong Her..! katanya sambil tangannya meremas
susunya sendiri.
Aku pun langsung mengangkanginya dan kedua
tangan pun mengganti tangannya untuk
meremas susu-susunya yang masih kenyal.
Lembut, halus, enak rasanya memegang
payudara orang dewasa.
Her.., masukin dong tuh burung kamu ke
lubang Lina, ayo dong Her..! bisiknya lembut.
Aku pun berusaha untuk mengarahkan masuk
ke liangnya, tapi dasar memang masih amatir,
terasa terpeleset terus.
Ayo Lina bantu biar nggak salah sasaran..!
ucapnya.
Dan tangannya pun memegang batang
kemaluanku dengan lembut dan memberikan
kocokan sebentar, dan akhirnya dibimbing
masuk ke lubang kenikmatannya.
Ini pertama kali kurasakan penisku masuk ke
sarangnya. Terasa hangat, lembab, nikmat dan
seperti ditarik-tarik dari dalam kamaluan Bu Lina.
Secara naluri aku pun mulai menggerakkan
pantatku maju mundur secara pelan dan
berirama.
Terus Her.., masukkin lagi yang lebih dalam,
ayoo, ughh..! desah Bu Lina.
Tangan Bu Lina pun telah memegang pantatku
dan menekan-nekan supaya doronganku lebih
keras, sedangkan kakinya telah melingkar di
pinggangku.
Kira-kira hanya 10 menit berlalu, Bu Lina menjerit
sambil menggaruk punggungku dengan keras,
Ooohh.., aku ngejrot.., Her..! Yeess.., uhh..!
Kemudian tubuhnya lunglai dan melepaskan
kakinya yang melingkar di pinggangku. Aku pun
bangkit meninggalkan Bu Lina yang telentang
dan tampak dari liang kenikmatannya sangat
banyak cairan yang keluar. Kuhampiri Tanteku
yang mulai menutup pintu-pintu tokonya. Aku
pun turut membantunya untuk mengemasi
barang-barang.
Setelah beberapa menit menunggu jemputan,
terdengar telpon berdering. Setelah kuangkat
ternyata mobil yang dipakai menjemput dipakai
suaminya untuk ngantar tetangga pindahan.
Kemudian aku pun menawarkan untuk
mengantarkan ke rumah Tanteku dengan
Impresa 95 kesayanganku.
Di dalam perjalanan, Tante banyak bercerita
bahwa hubungan lesbinya dengan Bu Lina
sudah 3 tahun, karena Omku suka pulang
malam (mabuk-mabukan, judi, nomor buntut,
dan sebagainya) sehingga tidak puas bila
dicumbu oleh Omku. Sedangkan Bu Lina
memang janda karena suaminya minggat
dengan wanita lain.
Sampai di rumah Tante Ima, suasananya
memang sepi karena anaknya kuliah dan Omku
sedang mengantar tetangga pindah rumah.
Setelah aku angkat-angkat barang ke dalam
rumah, aku pun lalu pamitan mau pulang
kepada Tanteku. Aku terkejut, ternyata Tanteku
bukannya memperbolehkan aku pulang, tetapi
malah menarik tanganku menuju kamar
Tanteku.
Her.., Tante tolong dipuasin lagi ya Yang..!
pintanya sambil memelukku dan menempelkan
kedua buah dadanya ke tubuhku.
Aku pun mencium bibirnya yang terbuka dan
mengulumnya dengan nafsu, demikian pula
Tante Ima. Kemudian dengan dorongan,
jatuhlah tubuh kami berdua di kasurnya, dan
dengan bersemangat kami saling meraba,
menindih, merintih. Hingga akhirnya aku
melepaskan maniku ke dalam kemaluan Tanteku.
Aku pun pamitan pulang dengan mencium
bibirnya dan meremas susunya dengan lembut.
Kemudian dari laci lemari diambilnya uang
seratus ribuan, dan diberikan kepadaku, Untuk
rahasia kita..! katanya.
Sampai saat ini lebih dari 2 tahun aku bekerja di
toko Tanteku, dan hubungan badanku dengan
Tante Ima dan Bu Lina masih berlangsung. Dan
yang menyenangkan adalah Tanti, anak Bu Lina
mau kupacari, dan aku ingin menjadikannya
sebagai istri.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/1022
U-ON

inc Powered by Xtgem.com